hati merupakan kelenjer tebesar di dalam tubuh, terletak diafragma. Berdasarkan fungsinya, hati juga termasuk sebagai alat ekskresi. Hal ini dikarenakan hati membantu fungsi ginjal dengan cara memecah beberapa senyawa yang bersifat racun dan menghasilkan anomia, urea dan asam urat dengan memanfaatkan nitrogen dari asam amino. Proses pemecahan senyawaa racun oleh hati disebut proses detoksifikasi.
Sebagai kelenjer, hati menghasilkan empedu yang mencapa 1/2 liter setiap hari. Empedu berasal dari hemoglobin sel darah merah ang telah tua. Empedu merupakan cairan hijau dan terasa pahit. Zat ini disimpan di dalam kantong empedut. Empedu mengandung kolestrol, garam mineral, garam empedu, pigmen bilirubin, dan biliverdin. Empedu yang diseklerasikan berfungsi untuk mencerna lemak, mengaktifkan lipase, membantu daya observasi lemak di usus, dan mengubah zat yang larut dalam air.
sel-sel darah merah dirombak di dalam hati. hemoglobin yang terkandung di dalamnya pecah menhadi zat besi, globin dan heme. Zat besi dan globin didaur ulang, sedangkan heme dirombak menjadi bilirubin dan biliverdin yang berwarna hijau kebiruan. Di dalam usus zat empedu ini mengalami oksidasi menjadi urobilin sehingga warna feses dan urin kekuningan.
Fungsi lain dari hati adalah mengubah zat buangan dan bahan racun untuk dikeluarkan dalam empedu dan urin, serta mengubah glukosa yang diambil dari daraih menjadi glikogen yang disimpan di sel-sel hati. Glikogen akan dirombak kembali menjadi glukosa oleh enzim emilase dan dilepas ke darah sebagai respons meningkatnya kebutuhna energi oleh tubuh
2 komentar:
wah...biologi banget...lumayan nambah pengetahuan nih.
artikel yang menarik, sukses!
Posting Komentar